Halaman

Minggu, 19 Agustus 2012

Sociolinguistics - Sikap bahasa & Pemilihan Bahasa

SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN BAHASA
Definisi sikap (attitude): mengacu pada bentuk tubuh,posisi berdiri yang tegak, perilaku atau gerak gerik, dan perbuatan atau tindakanyg dilakukan berdasarkan pandangan (pendirian, keyakinan atau pendapat)
Manifestasi sikap: perilaku atau tindakan

Trandis (1971: 2-4): kesiapan reaksi terhadap sesuatu keadaan atau suatu kejadian yg dihadapi.
Allport (1935): kesiapan mental dan saraf  yg terbentuk melalui proses pengalaman yg memberikan arahatau pengaruh yg dinamis kepada semua reaksi terhadap semua objek dan keadaan yg menyangkut sikap itu
Lambert (1967: 91-102), sikap terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif

Komponen kognitif : berhubungan dg pengetahuan mengenai alam sekitar yg biasanya merupakan kategori  yg dipergunakan dalam proses berpikir
Komponen afektif: menyangkut masalah penilaian baik suka atau tidak suka terhadap sesuatu keadaan (sikap positif atau negatif)
Komponan konatif : menyangkut perilaku atau perbuatan sebagai putusan akhir kesiapan reaktif terhadap suatu keadaan
Anderson (1974: 37) sikap bahasa terdiri
Sikap kebahasaan
Sikap non kebahasaan: sikap politik, sikap sosial, sikap estestis, dan sikap kegamaan
Anderson menyatakan sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yg relatif berjangka panjang,sebagian mengenai bahasa, mengenai obek bahasa, yg kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dgn cara tertentu yg disenanginya
Garvin and Mathiot (1968) mengemukakan ciri sikap bahasa
Kesetian bahasa (language loyalti): mendorong masyarakat suatu bahasa  mempertahankan bahasanya, apabila perlu mencegah pengaruh bahasa lain
Kebanggan bahasa (langauge pride): mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sbg lambang identitas dan kesatuan masyarakat
Kesadaran adanya norma bahasa ( awareness of the norm): mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun, dan sangat besar pengaruhnya thp perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use)
Halim (1978: 7): jalan yg harus ditempuh untuk mengubah sikap negatif itu menjadi sikap sikap positif dengan pendidikan bahasa yg dilaksanakan atas dasar pembinaan kaidah dan norma norma sosial dan budaya yg ada di dlm masy. Bhs yg bersangkutan
Lambert (1967) : motivasi belajar yg mungkin berorientasi pada perubahan pada perbaikan nasib (orientasi instrumental), berorientasi pada keingintahuan thd kebudayaan masy. Yg bahasanya dipelajari (orientasi integratif)
PEMILIHAN BAHASA
Fasold (1984): “bahasa keseluruhan”, seorang dlm masy. Multi/bilingual hrs memilih bahasa yg hrs digunakan. Jenis pilihan a.l:
Alih kode
Campur kode
Memilih satu variasi bahasa yg sama
Fishman (1964) pemilihan bahasa dpt dilakukan dgn melihat adaya konteks institusional tertentu (domain). Doman dipandang sbg konstelasi faktor” spt lokasi, topik, dan partisipan, dll

BAHASA DAN KEBUDAYAAN (LANGUANGE AND CULTURE)
HAKIKAT KEBUDAYAAN
Kroeber dan Kluckhom mengelompokkan
definisi kebudayaan mjd 6 definisi:
Definisi  deskriptif:definisi yg menekankan pada unsur kebudayaan
Definisi historis:kebudayaan itu diwarisi secara kemasyarakatan
Definisi normatif: hakikat kebudayaan sbg aturan hidup
Definisi psikologis:kegunaan kebudayaan dalam penyesuaian diri dgn lingkungan
Defini struktural: sifat kebudayaan sbg suatu sistem yg berpola dan teratur
Definisi golongan: perbuatan manusia sbg hasil dan akibatnya adalah termasuk konsep kebudayaan
Nababan (1984) mengelompokkan definisi kebudayaan atas 4 golongan:
1.Kebudayaan sbg pengatur dan pengikat masyarakat
2. Kebudayaan sbg hal hal yg dipeoleh manusia melalui proses belajar atau pendidikan (nurture)
3. Kebudayaan sbg kebiasaan dan perilaku manusia
4. Kebudayaan sbg sistem komunikasiyg dipakai masyarakat utk memperoleh kerja sama, kesatuan dan kelangsungan hidup dlm masyarakat
Koentjaraningrat: sesuatu yg disebut kerangka kebudayaan memiliki 2 aspek:
 (1) wujud kebudayaan: wujud gagasan, perilaku, fisik atau benda. Ketiga wujud tsb disebut jg: (a) sistem budaya-bersifat abstrak, (b) sistem sosial – agak konkret, (c) kebudayaan fisik – konkret,
    (2) isi kebudayaan: bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi, kesenian
HUBUNGAN BAHASA DAN KEBUDAYAAN
Koentjaraningrat: bahasa merupakan bagian dari kebudayaan
Masinambouw (1985): bahasa dan kebudayaan  merupakan sua sistem yg melekat pada manusia, kalau kebudayaan yg mengatur interaksi manusia dlm masy., maka kebahasaan adalah suatu sistem yg berfungsi sbg sarana berlangsungnya interaksi itu
Hipotesis sapir- whorf: perbedaan berpikir disebabkan adanya perbedaan bahasa
Silzer (1990): bahasa dan kebudayaan merupakan dua fenomena yg terikat, bagai dua anak kembar siam atau sekeping mata uang, maka apa yg tampak dlm budaya akan tercermin pd bahasa atau sebaliknya
Masinambouw (1984): sistem bahasa memiliki fungsi sbg sarana berlangsungnya interaksi manusia dlm masy. Maka dlm tidak laku berbahasa haruslah disertai  norma-norma yg berlaku di dalam budaya itu
Etika berbahasa:
Apa yg harus kita katakan dgn status sosial dan budaya dlm masyarakat itu
Ragam bahasa apa yg paling wajar kita gunakan dlm situasi sosiolinguistik dan budaya tertentu
Kapan dan bagaimana kita menggunakan giliran berbicara kita, menyela pembicaraan orang lain
Kapan kita harus diam
Bagaimana Kualitas suara dan sikap sisik kita dalam berbicara
Ge3rak-gerik fisik dlm etika bertutur menyangkut 2 hal
Gerak kinesik: gerak kinesik antara lain gerakan mata, perubahan ekspresi wajak, posisi kaki. Gerakan tangan bahu, kepala dsb
Gerak proksimik: jarak tubuh dlm berkomunikasi atau bercakap-cakap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar