Halaman

Senin, 20 Agustus 2012

PSikologi Pendidikan - Pengertian Kecemasan

PENGERTIAN KECEMASAN
Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas.
TIGA TIPE KECEMASAN FREUD (CALVIN S. HALL, 1993)
Kecemasan realistik yaitu rasa takut terhadap ancaman atau bahaya nyata yang ada di dunia luar.
Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting (dorongan Id) akan lepas kendali dan menyebabkan dia berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum.
Kecemasan moral yaitu rasa takut terhadap suara hati (super ego). Orang-orang yang memiliki super ego yang baik cenderung merasa bersalah atau malu jika mereka berbuat atau berpikir sesuatu yang bertentangan dengan moral.


FAKTOR PEMICU TIMBULNYA KECEMASAN
Kurikulum: target kurikulum yang terlalu tinggi, iklim pembelajaran yang tidak kondusif, pemberian tugas yang sangat padat, serta sistem penilaian ketat, dan kurang adil.
Guru: sikap dan perlakuan guru yang kurang bersahabat, galak, judes, dan kurang kompeten.
Manajemen sekolah: penerapan disiplin sekolah yang ketat dan lebih mengedepankan hukuman, iklim sekolah yang kurang nyaman, serta sarana dan prasarana belajar yang sangat terbatas.
AKIBAT KECEMASAN PADA SISWA SIEBER (1977)
Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah.
Pada tingkat kronis dan akut, gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti: gangguan pada saluran pencernaan, sering buang air, sakit kepala, gangguan jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan.
UPAYA MENCEGAH KECEMASAN PADA SISWA
Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 
Mengembangkan “sense of humor” dirinya maupun para siswanya.
Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi “game” atau “ice break” tertentu.
Mengajak siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas.
Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat.
Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas.

UPAYA MENCEGAH KECEMASAN PADA SISWA
Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self assessment).
Menanamkan kesan positif dalam diri siswa.
Mengembangkan menajemen sekolah yang memungkinkan tersedianya sarana dan sarana pokok, menciptakan sekolah yang nyaman, menerapkan disiplin yang manusiawi, menghindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis.
Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
DISIPLIN
DISIPLIN SISWA adalah kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolah
DISIPLIN SEKOLAH adalah  peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa.
DISIPLIN SEKOLAH adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
DISIPLIN SEKOLAH kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999).
TUJUAN PENERAPAN DISIPLIN menurut Maman Rachman
memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
siswa belajar hidup dengan kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
JENIS DISIPLIN menurut Keith Devis
Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada.
Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
PENYEBAB INDISIPLIN SISWA menurut Brown and Brown
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.
PENTINGNYA DISIPLIN
Wujud rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan;
Menanamkan kerja sama;
Memenuhi kebutuhan untuk berorganisasi;
Wujud rasa hormat terhadap orang lain;
Mempersiapkan menghadapi hal yang tidak menyenangkan;
Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin.
STRATEGI MERANCANG DISIPLIN SISWA menurut Reisman dan Payne
konsep diri;
keterampilan berkomunikasi;
konsekuensi-konsekuensi logis dan alami;
klarifikasi nilai;
analisis transaksional;
terapi realitas;
disiplin yang terintegrasi;
modifikasi perilaku;
tantangan bagi disiplin.
SIKAP GURU DALAM PENDISIPLINAN SISWA
Guru bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka;
Guru terampil berkomunikasi yang efektif;
Guru dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,;
Guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaan  tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
Guru belajar sebagai orang dewasa ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
Guru bersikap positif dan bertanggung jawab;
Guru mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
Guru menciptakan lingkungan yang kondusif;
Guru cekatan, terorganisasi, dan mengendalikan secara tegas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar