Halaman

Minggu, 19 Agustus 2012

Sociolinguistics - Code Switching & Code Mixing

ALIH KODE
KODE: alat komunikasi yang berupa varian dari bahasa
Suwito (1985); peristiwa peralihan dari kode yg satu ke kode yg lain, misalnya penutur  semula menggunakan bahasa A kemudian beralih menggunakan bahasa B.
Peralihan tsb dpt dilihat dari tataran tatabunyi, tata bentuk, tatakalimat, maupun tatawacananya
Alih kode merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan

Alih kode ditandai oleh ciri-ciri unit kontekstual (contextual unit) yaitu (1) masing masing bahasa mendukung fungsi tersendiri sesuai dengan konteknya. (2) fungsi bahasa disesuaikan dengan fungsi yg relevan dengan perubahan konteks
Appel (1976): alih kode sbg gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi
Hymes (1987): alih kode bukan hanya terjadi antar bahasa, tetapi dapaat juga terjagi antara ragam-ragam bahasa ‘atau’ “ code switching has become a common term for alternate us of two or more language, varieties of language, or even speech styles Ak
Alih kode bersifat intern dan ekstern
Intern: alih kode terjadi antar bahasa daerah dlm satu bahasa nasional, atau beberapa ragam/dialek
Ekstern: alih kode antara bahasa asli dan bahasa asing

Sebab-sebab alih kode
Pembicara atau penutur
Pendengar atau lawan tutur
Perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga
Perubahan dari formal ke informal atau sebaliknya
Perubahan topik pembicaraan
Untuk membangkitkan rasa humor
Untuk sekedar bergengsi

Contoh Alih Kode
S: Apakah bapak sudah jadi membuat lampiran surat ini:
M: o, ya sudah, inilah!
S: teima kasih
M. Surat ini berisi permintaan borongan untuk memperbaiki kantor sebelah, saya sudah kenal dia. Orangnya baik dan banyak relasi. Lha saiki yen usahane pengen  maju kudu wani ngono...
S: panci ngaten pak...
M: Panci ngaten priye?
S: tegesipun mbok modalipun kados menapa, menawi....
M: menawa ora akeh hubungane lan olahe mbathi kakehan, usahane ora bakal dai, ngono karepmu?
S: lha inggih ngaten!
M: o, ya surat untuk ke Jakarta sudah jadi dikirm?
S: sudah pak.........
CAMPUR KODE (CODE MIXING)
Kachru: pemakaian dua bahasa atau lebih yg saling memasukkan unsur unsur bahasa yang satu ke bahasa yang lain secara konsisten
Thelander: apabila suatu tuturan terjadi percampuran atau kombinasi variasi variasi yg berbeda di dalam satu klausa, disebut campur kode
Campur kode merupakan konvergensi kebahasaan yaitu unsur unsur yg berasal dari beberapa bahasa yg masing masing telah menanggalkan fungsinya dan mendukung fungsi bahasa yg disisipinya. Unsur tsb dibedakan menjadi dua:
1. unsur yg bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya (inner code mixing)
2. unsur yg bersumber dari bahasa asing (outer code mixing)

Fasold: perbedaan campur kode dan alih kode, jika seseorang menggunakan satu kata atau satu frasa dari suatu  bahasa disebut campur kode, namun jika klausa jelas jelas memiliki struktur gramatika satu bahasa dan klausa berikutnya disusun menurut struktur gramatika bahasa lain  disebut alih kode
Latar belakang terjadinya campur kode
Latar belakang sikap (attitudinal type)
Latar belakang Kebahasaan (linguistic type)
Campur kode bisa bersifat keluar dan kedalam

Beberapa macam wujud campur kode
Penyisipan unsur yang berwujud kata
    kata sok, mangka
2. Penyisipan unsur ynag berwujud frasa
    nah karena saya sudah kadhung apik sama dia
3. Penyisipan unsur yang berwujud baster
    Banyak klap malam yg harus ditutup
    hendaknya segera diadakan hutanisasi
4. Penyisipan unsur yang berwujud perulangan kata
    saya sih bolah boleh saja....
5. Penyisipan unsur yg berwujud  ungkapan atau idiom
    ........alon alon asal kelakon...
6. Penyisipan unsur yang berbentuk klausa
    ia berkata education is necessary in our life
    Pemimpin bijak akan selalu bertindak ing ngarso sung tuladha, in madya mangun karsa, tut wuri handayani
Contoh campur kode
Lokasi: di bagian iklan kantor surat kabar Harian Indonesia
Bahasa: Indonesia dan cina
Topik: memilih halaman untuk memasang iklan
Informan: inf (informan) pemasang iklan (PI)
Inf: Ni mau pasang halaman brapa?
Pi: di baban aja deh?
Inf: mei you a ! Kalau mau halaman depan, bael di baban penuh lho!nggak ada lagi!
Interferensi dan integrasi
Alih kode:peristiwa pergantisan bahasa atau ragam bahasa oleh penutur karena adanya sebab sebab tertentu dan dilakukan dengan sadar
Campur kode: digunakannya serpihan serpihan dari bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa yang mungkin memang diperlukan
Interferensi: digunakannya unsur unsur lain dalam menggunakan suatu bahasa yang dianggap sbg suatu kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yg digunakan.
Seba: kemamouan penutur  menggunakan bahasa tertentu sehingga dipengaruhi bahasa lain, contohnya B2 yang terinterferensi dgn B1
intereferensi
Weinreich (1953): perubahan sistem suatu bahada sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur unsur lain yg dilakukan oleh penutur bilingual
Nababan (1984): pengacauan
Hartman and stork (1972: 112):”kekeliruan yg terjadi sbg akibat terbawanya kebiasaan kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua

Types of interference
Interferensi reseptif: penggunaan bahasa B yg diresapi Bahasa A
Interferensi produktif: penggunaan bahasa A tapi menggunakan unsur dan struktur bahasa B
Interferensi perlakuan (performance interference): terjadi pada penutur yg sedang belajar bahasa kedua, krn itu interferensi lazim disebut interferensi belajar (learning interference) atau interferensi perkembangan (developmental interference)
Weinreich: interferensi sistemik, terjadi pada suatu sistem bahasa dari tataran fonologi, morfology, dan sintaksis
Interferensi fonologi
    Penutur bahasa jawa  yg menambahkan bunyi nasal yg homorgan dimuka kata yg dimulai dengan konsonan /b/d/g/, dan/j/, misalnya pada kata [mBandung], [nDepok],[ngGombong], [nyJambi]
Interferensi morfologi
    pada pembentukan kata dengan afiks
Bahasa belanda ada sufik-isasi, banyak penutur bahasa indonesia yg mengggunakannya dalam pembentukan kata dalam bahasa indonesia spt neonisasi, tendanisasi, nurinisasi, bentuk bentuk tsb merupakan penyimpangan sistem morfologi bhs indonesia krn untuk membentuk nomina ada konfiks pe-an: peneonan,dll
Bahasa arab: sufiks—wi dan-ni, pada kata manusiawi, surgawi, gerejani
Bahasa Jawa ketrabrak, kejebak, kekecilan, kemahalan, bentuk baku b.indonesianya: tertabrak, terjebak, terlalu kecil, terlalu mahal
Interferensi sintaksis
Bahasa indonesia – jawa
Disini toko laris yg mahal sendiri
Ning kene toko laris sing larang dhewe
Bahasa Indonesia – sunda
Makanan itu telahdimakan oleh saya
Makanan teh atos dituang ku abdi
integrasi
Mackey: unsur unsur bahasa lain yg digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah menjadi warga bahasa tsb.
Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai menjadi status integrasi memerlukan waktu dan tahap yg relatif panjang
Penyerapan unsur asing dalam pengembangan bahasa indonesia melalui beberapa tahap:
Penyesuaian lafal dan ejaan
Penerjemahan langsung
Penerjemahan konsep
Contoh contoh
Penerjemahan llangsung: airport = bandar udara, balance budget = anggaran berimbang, joint venture = usaha patungan
Penerjemahan konsep: kosakata asing yg diteliti kemudian dicarikan konsep yg dekat dg kt asing tsb, misal: networking = jaringan, medication = pengobatan, brother in law= ipar laki-laki
PERUBAHAN, PERGESERAN,DAN PEMERTAHANAN BAHASA
Perubahan Bahasa (Linguistic change/language change)
Wardhaught, (1990:187): apakah perubahan bahasa itu dapat diamati dan di obervasi. Terjadinya perubahan dapat diamati melalui dokumen tertulis
Contoh : bahasa Inggris
Perubahan fonologi
Bahasa Inngris modern: bunyi velar fricatif /x/
Night dulu dilafalkan [nixt],drought dilafalkan [druxt], saw dilafalkan [saux]
Perubahan morfology
Bahasa indonesia: proses pembentukan kata
Contohnya: proses penasalan dlm proses pembentukan kata dengan prefiks me- dan pe-, kaidahnya:
Apabila kedua prefiks diimbuhkan pada kata yg dimulai dengan konsonan/l/,/r/,/w/ dan /y/ tidak terjadi penasalan
Kalau diimbuhkan pada kata yg dimulai dgn konsonan /b/ dan /p/ di beri nasal /na/
Bila diimbuhkan pada konsonan /d/,/t/ diberi nasal/n/;
Apabila diimbuhkan pada konsonan /s/ diberi nasal /ny/; dan pada konsonan /g/,/h/,/k/, dan semua vokal  diberi nasal /ng/;
Perubahan sintaksis
Contoh: bhs inggris, urutan kata (word order) tidak terlalu penting krnada penanda (marker) untuk penanda nomina subjek dan nomina objek
Perhatikan contoh bhs inggris kuno yg semuanya bermakna “the man slew the king”
Se man slok thon kyning
Thone kyning se man
Se: artikel definit yg hanya digunakan utk nomina subjek
Thone: dipakai utk nomina objek
Bahasa inggris modern:
The man slew the king
The king slew the man
*the man the king slew
*the king the man slew
*slew the man the king
*slew the king the man
Contoh: bhs inggris, urutan kata (word order) tidak terlalu penting krnada penanda (marker) untuk penanda nomina subjek dan nomina objek
Perhatikan contoh bhs inggris kuno yg semuanya bermakna “the man slew the king”
Se man slok thon kyning
Thone kyning se man
Perubahan semantis
Perubahan pada butir butir leksikal mungkin  berubah total, meluas, dan menyempit
Perubahan yg bersifat total, contohnya:
    bhs inggris, kata bead aslinya bermakna doa, kini bermakna tasbih, butir” tasbih
    bhs. Indonesia: pena: dulu bermakna bulu (angsa) kini bermakna ‘alat tulis’, tinta’
Perubahan makna yg sifatnya meluas (broadening) contohnya: holiday, ‘hari yg suci’, ‘Hari libur’, picture: ‘ gambar’, ‘potret’, ‘bioskop’
Perubahan makna yg menyempit, contohnya pada kata sarjana mjd ahli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar