Halaman

Senin, 20 Agustus 2012

Language & Society (Community) / Bahasa Dan Masyarakat

}  BAHASA DAN MASYARAKAT
}  BAHASA DAN TUTUR, VERBAL REPERTOIRE. MASYARAKAT TUTUR, PERISTIWA TUTUR DAN TINDAK TUTUR
}  BAHASA  DAN TUTUR
}  FERDINAND  DE SAUSSURE (1916)
}  LANGAGE-LANGUE-PAROLE
}  MUTUAL INTELLIGIBLE= SALING MENGERTI
}  VERBAL REPERTOIRE
}  Semua bahasa beserta ragam-ragamnya yg dimiliki  atau dikuasai seorang penutur
}  Verbal repetoir ada 2 macam:
                1.  verbal repertoire yg mengacu pada alat alat verbal yg dikuasai oleh seorang penutur termasuk kemampuan untuk memilih norma-norma  sosial bahasa sesuai dg situasi dan fungsinya
                2. verbal repertoire yg mengacu seluruh alat alat komunikasi verbal yg ada dalam suatu masyarakat  beserta norma-norma untuk memilih variasi yg sesuai dengan konteks sosialnya
}  MASYARAKAT DAN TUTUR
(SPEECH COMMUNITY)
}  Fishman (1976-28): masyarakat yg anggotanya setidak-tidaknya mengenal satu variasi bahasa beserta norma-norma yg sesuai dengan penggunaannya,

}  Bloomfield (1933; 29) sekelompok orang yg menggunakan sistem isyarat yg sama
}  BAHASA DAN TINGKATAN SOSIAL MASYARAKAT
}  Kuntjaraningrat (1967: 245) membagi masyarakat Jawa menjadi 4 tingkatan: (1) wong cilik, (2) wong saudagar, (3) priyayi, (4) ndara
}  Clifford Goertz (1976): (1) priyayi, (2) bukan priyayi, tetapi berpendidikan dan bertempat tinggal di kota,(3) petani dan orang kota yg tidak berpendidikan
}  Variasi bahasa yg digunakan oleh orang orang yg berbeda tingkatan disebut sosiolek (Nababan 1984)
}  Konsep undak usuk
}  PERISTIWA TUTUR DAN TINDAK TUTUR
(SPEECH EVENT AND SPEECH ACT
}  Tindak tutur/speech event: terjadiny atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam suatu ujaran atau lebih yg melibatkan dua pihak yakni penutur dan mitra tutur, dengan satu pokok tuturan didalam waktu, tempat dan situasi tertentu.
}   Dell Hymes mengatakan ada 8 komponen yg hrs dipenuhi dalam peristiwa tutur yaituSPEAKING (Dell Hymes, 1989: 54), meliputi
 S adalah setting dan scene yaitu waktu, tempat, dan situasi bertutur,
P adalah participants yaitu peserta tutur atau pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan,
E adalah ends yaitu maksud dan tujuan pertuturan,
A adalah act sequence yaitu bentuk dan isi ujaran,
K adalah keys yaitu mengacu pada nada, cara, dan semangat yang disampaikan,
I adalah instrumental yaitu mengacu terhadap bahasa yang disampaikan, N adalah norm yaitu aturan dalam interaksi, dan
G adalah genre yaitu bentuk penyampaian
}  TINDAK TUTUR (SPEECH ACT)
}  Harimurti Kridalaksana (2000: 17) mendefinisikan tindak tutur adalah (a) perbuatan bahasa yang dimungkinkan oleh dan diwujudkan sesuai dengan kaidak-kaidah pemakaian unsure-unsur bahasa; (b) perbuatan yang menghasikan bunyi bahasa secara beraturan menghasilkan ujaran yang bermakna; (c) seluruh komponen linguistic dan non-linguistik yang meliputi suatu perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut partsipan, bentuk penyampaian amanat, topic, dan kontek amanat itu; (d) pengujaran kalimat untuk menyatakatn suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar, penyampaian amanat, topic, dan konteks amanat itu; (e) pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui oleh pendengar
}  Tata bahasa Tradisional : kalimat deklaratif, kalimat interogatid, kalimat imperatif
}  Austin (1962): kalimat deklaratif berdasarkan maknanya dibagi menjadi kalimat konstatid dan kalimat performatif
}  Kalimat konstatif:kalimat yg berisi pernyataan belaka
}  Kalimat performatif :kalimat yg berisi perlakuan (misalnya: up. Pernikahan, kelahiran, kenegaraan, kemiliteran, peresmian seminar, keagamaan, dll)
}  Austin membagi kalimat performatif menjadi 5 kategori
  1. Kalimat verdiktif: menyatakan keputusan
  2. Kalimat eksersitif: kalimat perlakuan yg menyatakan nasihat, peringatan, perjanjijan dsb
  3. Kalimat komisif: kalimat perlakuan yg dicirikan dg perjanjian:pembicara berjanji dengan anda melakukannya
  4. Kalimat behatitives:kalimat perlakuan yg berhubungan dengan tingkah laku sosial karena sesorang mendapat keberuntungan atau kemalangan
  5. Kalimat ekspositif: kalimat perlakuan yg memberikan penjelasan, keterangan atau perincian kepada seseorang
}  Secara pragmatis ada tiga jenis tindakan yang diwujudkan oleh seorang penutur, tyakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act) (Austin dalam Searle, 1974: 23-24; Mey 1993: 236)
}                  Tindak lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu  (the act of saying something). Konsep ini berkaitan dengan  proposisi kalimat, yaitu didalamnya terdapat subjek/topic dan predikat (Wijana, 1996: 17). Dalam hal ini tindak lokusi merupakan tuturan sebuah kalimat yang memilki maksud dan referen yang sudah jelas.
}                  Tindak ilokusi merupakan tuturan selain berfungsi untuk mengatakan sesuatu atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuattu (the act of doing something). Untuk menafsirkan tindak ilokusi ini diperlukan pemahaman terhadap situasi tutur, karena pemaknaan tindak tutur ini dipengaruhi oleh aspek situasi tutur.
}                  Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang mengharapkan respon dari mitra tutur terhadap tuturan yang dituturkan ole penutur, baik berupa tindakan maupun jawaban (the act of effecting someone)
BAHASA DAN KELAS SOSIAL
                Kelas sosial (social class): golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta dsb.
Ragam Bahasa Kelas Sosial 
Peranan Labov (1966) : the social stratification of english in new york city, pembuktiannya:seseorang individu tertentu dari kelas sosial tertentu, umur tertentu, jenis kelamin tertentu akan menggunakan variasi bentuk tertentu sejumlah sekian kali atau persen dalam situasi tertentu.
Teori Bernstein
                Ada dua ragam bahasa penutur yaitu kode terperincu atau kkode terurai (elaborated code) dan kode terbatas (restricted code)
Hipotesis Sapir whorf:
                bahasa ibu / native language; mother tongue, seorang penutur  membentuk kategori” yang bertindak sebagai sejenis jeruji (kisi-kisi)
                atau
                pandangan manusia tentang lingkungannya dapat ditentukan oleh bahasanya, tidak dapat diterima sepenuhnya  krn ada bukti sanggahan:
1. Lingkungan fisik tenpat suatu masyarakat hidup dapat dicerminkan dalam bahasanya maksudnya lingkungan dapat mempengaruhi bahasa, masyarakat itu, biasanya dalam leksikon atau perbendaharaan kata.
2. Lingkungan sosial juga dicerminkan dalam  bahasa dan sering dapat mempengaruhi struktur kosakata.
3. Adanya lapisan lapisan masyarakat feodal dalam kasta menimbulkan pula pengaruh dalam bahasa
4. nilai-nilai masyarkat / social value dapat berpengaruh pada bahasa masyarakat itu
PELBAGAI VARIASI DAN JENIS BAHASA
VARIASI BAHASA
Dua pandangan mengenai variasi Bahasa
1. Variasi bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa
2. Variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.
Hartman &Stark (1972) membedakan variasi bahasa berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium yg digunakan, dan (c) pokok pembicaraan.
Preston &shuy (1979) membagi variasi bahasa khusunya untuk bahasa Inggris Amerika berdasarkan (a) penutur, (b) interaksi, (c) kode, daan (d) realisasi
Halliday (1970,1990) membedakan variasi bahasaberdasarkan (a) pemakai atau disebut dialek, (b) pemakaian, disebut register
Mc David (1969) membagi variasi bahasa berdasarkan (a) dimensi regional, (b) dimensi sosial, (c)dimensi temporal
}  VARIASI BAHASA DARI SEGI PENUTUR
}  IDIOLEK: variasi bahasa yg bersifat perorangan
}  DIALEK: variasi bahasa dr sekelompok penutur yg jumlahnya relatif, yg berada pada suatu tempat,wilayah atau area tertentu
}  KRONOLEK atau dialek temporal: variasi bahasayg digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu
}  SOSIOLEK atau dialek sosial: variasi bahasa yg berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial penutur
Variasi bahasa berkenaan dg tingkat, status dan kelas sosial penuturnya, biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yg disebut
1. AKROLEK: variasi sosial yg dianggap lebih tinggi atau lebih bergensi dari[ada variasi sosial lainnya, contohnya bahasa bagongan (variasi bahasa Jawa yg digunakan oleh para bangsawan keraton Jawa)
2. BASILEK: variasi sosial yg dianggap kurang bergensi atau bahkan dianggap rendah, contohnya: bahasa Inggris cowboy dan kulitambang, bahasa jawa krama ndesa
3. VULGAR: variasi sosial yg ciri cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yg kurang terpelajar/tidak berpendidikan
4. SLANG: variasi sosial yg bersifat khusus dan rahasia, digunkan oleh kalangan tertentu yg sangat terbatas dan tidak boleh diketahui kalangan diluar kelompok itu
                Bahasa prokem dapat dikategorikan sbg slang
5. KOLOKIAL: variasi sosial yg digunakan dalam percakapan sehari hari
6. JARGON: variasi sosial yg digunakan secara terbatasoleh kelompok sosial tertentu
7. ARGOt: variasi sosial yg digunakan secara terbatas pada profesi profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan argot pada kosakatanya.
}  Variasi bahasa dari segi Pemakaian
1. Fungsiolek, ragam atau register: variasi bahasa berdasarkan penggunaannya berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan, conohnya: bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perdagangan pendidikan dll
}  Variasi dari segi keformalan
}  Martin Joos (1967) -> the five clock
1. Ragam beku (frozen): variasi bahasa yg paling formal yg digunakan dlm situasi khidmat dan upacara resmi
2.Ragam resmi (formal)-> standar
                variasi bahasa yg digunakan dlm pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah keagamaan, dll
3. Ragam usaha (konsultatif)->ragam operasional. Variasi bahasa yg lazim digunkan dlm pembicaraan biasa disekolah rapatatau pembicaraan yg berorientasi kpd hasil atau produksi
4. Ragam Santai (casual)-> bentuk alegro: bentuk ujaran/kata yg dipendekkan, dialek daerah,unsur leksikal, tidak normatif: variasi bahasa yg digunakan dlm situasi tdk resmi
5. Ragam intin ( intimate)-.>bhs pendek,tdk lengkap, artikulasi yg tdk jelas: variasi bahasa yg digunakan oleh pentur yg hubungannya telah akrab
}  Variasi dari Segi Sarana
}  Ragam lisan
}  Ragam tulis
}  Jenis Bahasa
Jenis Bahasa Berdasarkan Sosiologis
Stewart mengemukakan 4 dasar menjeniskan bahasa scr sosiologis
1.Standardisasi/pembakuan: adanya kodifikasi penerimaan thd sebuah bahasa oleh masyarakat pemakai bahasa itu akan seperangkat kaidah atau norma yg menentukan pemakaian
2. Otonomi: sebuah sisten linguistik yg memiliki kemandirian sistem yg tidak berkaitan dg bahasa lain
3. Historis: sebuah sistem linguistik dianggap mempunyai historitas atau dipercaya sebagai hasil perkembanganyg normal pada masa lalu
4. Vitalitas: pemakaian sistem linguistik oleh satu masyarakat penutur asli yg tidak terisolasi
Berdasarkan ada dan tidaknya unsur diatas Stewart membagi bahasa menjadi 7 jenis:
a. Jenis bahasa Standar, contohnya bahasa Inggris, Arab, Indonesia
b. Jenis Bahasa Klasik-> bahasa latin, sansekerta
c. Jenis Bahasa Artifisial->bahasa buatan
d. Jenis bahasa Vernakular: bahasa umum yg digunakan sehari hari oleh satu bangsa atau satu wilayah geografis, yg bisa dibedakan dr bahasa sastra yg dipakai terutama disekolah sekolah dan dalam kesusastraan
e. Dialek-> bahasa sunda banten dan sunda bogor, bahasa jawa banyumas dan semarang
f. Kreol-> berasal dr pijin
g. Pijin->terbentuk secara alami di dalam suatu kontak sosial yg terjadi antara sejumlah penutur masing2 memiliki bahasa ibu
Jenis Bahasa Berdasarkan sikap Politik -> bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa negara, dan bahasa persatuan
*Bahasa negara: sebuah sistem linguistik yg secara resmi dlm undang undang dasar sebuah negara ditetapkan sbg alat komunikasi resmi kenegaraan
Jenis bahasa Berdasarkan Tahap Pemerolehannya -> bahasa ibu, bahasa pertama, bahasa kedua, dst
Lingua Franca -> sebuah sistem linguistik yg digunakan sbg alat komunikasi sementara oleh partisipan yg mempunyai bahasa ibu yg berbeda.
}  BILINGUALISME DAN DIGLOSIA
}  BILINGUALISME
}  Bilingualisme = dwibahasaan
}  Penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dg orang lain scr bergantian (Mackey 1962: 12, Fishman, 1975: 73)
}  Orang yg dapat menggunakan kedua bahasa tsb disebut bilingual ata dwibahasawan
}  Kemampuan menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas atau kedwibahasawan
}  Multilingualisme/keanekabahasaan: keadaan dihunakannya lebih dr dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dg orang lain secara bergantian
}  Dittmar (1976: 170) konsep umum bilingualisme adalah digunakannya dua buah bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dg orang lain secara bergantian telah menimbulkan masalah sbb:
  1. Sejauhmana taraf kemampuan seseorang akan B2 sehingga disebut bilingual.
2. Apa yg dimaksud bahasa dalam bilingualisme ini? Apakah bahasa dalam pengertian laangue, kode, sehingga bisa termasuk dalam sebuah dialek atau sosiolek?
3. Kapan seorang bilingual harus menggunakan kedua bahasa itu secara bergantian? Kapan dia harus menggunakan B1 nya, dan kapan dia harus menggunakan B2 nya? Kapan pula dapat scr bebasmenggunakan B1 dan B2?
4. Sejauhmana B-1nya dapat mempengaruhi B-2 atau sebaliknya?
5. Apakah bilingualisme itu berlaku pada perorangan atau juga kelompok masyarakat?
}  DIGLOSIA
}  Menurut Ferguson rumusan ttg diglosia:
                diglosia is relatively stable language situation, in which in addition to the primary dialects of the language, which may include a standard or regional language, there is a very divergent, highly codified, after grammatically more complex, superposed variety, the vehicle of the large and respected body or written literature, either of an earlier  period or in another speech community, which is learned largely by formal education and is used for most written and formal spoken purposes but is not used by any sector of the community for ordinary conversation
}  Bila disimak definisi ferguson memberi pengertian:
  1. Diglosia adalah situasi kebahasaan yg relatif stabil dimana selain terdapat sejumlah diale dialek utama (ragam utama) dari satu bahaasa terdapat juga sebuah ragam lain
2. Dialek dialek utama itu diantaranya bisa berupa sebuah dialek standar atau sebuah standar regional
3. Ragam lain (yg bukan dialek dialek utama) memiliki ciri:
                - sudah (sangat )terkodifikasi
                - gramatikalnya sudah kompleks
                - merupakan wahan kesusastraan tertulis yg sangat luas dan dihormati
                - dipelajari melalui pendidikan formal
                - digunakan terutama dalam bahasa tulis dan bahasa lisan formal
                - tidak digunakan (oleh lapisan masyarakat manapun) untuk percakapan sehari-hari
Ferguson membicarakan diglosia dgn mengambil contoh empat buah masyarakat tutur dg bahasa mereka yakni bahasa arab, yunani modern, jerman swiss, dan kreol haiti.
Ferguson mengetengahkan 9 topik ttg diglosia yaitu fungsi, prestise, warisan sastra, pemerolehan, standardisasi, stabilitas, gramatika, leksikon, dan fonologi
Fishman mengartikan diglosiaa sbb:
                Diglosia exist not only in multilingual societies which officially recognize several language and not only in societies which employ separate dialects, regicters, or functionally differentiated language, varieties of what ever kind.
                “ diglosia todak hanya berlaku pada adanya perbedaan ragam T dan R pada bahasa yg sama, melainkan jg berlaku pada bahasa yg sama sekali tidak serumpun atau pada dua bahasa yg berlainan. Fishman memberikan tekanan pada adanya perbedaan fungsi kedua bahasa atau variasi bahasa yg bersangkutan”
}  Fasold (1984) mengembangkan konsep diglosia mjd  Broad Diglosia, dimanaperbedaan itu tidak hanya antara dua bahasa atau dua ragam atau dua dialek secara biner, melainkan lebih dr dua bahasa atau dialek. Keadaan masyrakat  yg didalamnya dibedakan tingkatan fungsi kebahasaan shg mucul Dglosia ganda ddlm bentuk double overlapping diglosia, double nested diglosia, dan linear polydlosia
}  Double overlapping diglosia yakni adanya situasi perbedaan derajat dan fungsi bahasa secara berganda, contohnya di Tanzania digunakan bahasa Inggris, bahasa Swahili, dan bahasa daerah
}  Double nested diglosia yakni keadaan dlm masyarakat tutur multilingual, dimana terdapat dua bahasa yg diperbedakan satu sbg bhs T dan yg lain disebut bhs R, contohnya keadaan bahasa di khalapur
}  Linear poliglosia: tingksy kederajatn dijajarkan dr yg paling tinggi sampai yg paling rendah 
} Kaitan Bilingualisme Dan Diaglosa

Diglosia

Bilingualisme

+
-
+
_
1.Bilingualisme dan diglosia
3. Diglosia tanpa bilingualisme
2. Bilingualisme tanpa diglosia
4. Tidak diglosia, tidak bilingualisme







Tidak ada komentar:

Posting Komentar